Assalamu'alaikum,Wr. Wb.
Cerdas
merupakan kelebihan yang diberikan Allah SWT, karena tidak semua manusia di
berikan dengan tingkat kecerdasan yang tinggi.
namun apa
artinya kecerdasan bila tidak di dampingi dengan akhlak yang baik, cerdas tapi
tidak memiliki etika, atau cerdas tapi tidak menghormati guru, maka kecerdasan
itu tidak bernilai.
akhlak kepada
guru merupakan hal yang harus dimiliki oleh seorang murid, karena guru adalah
orang yang sangat berperan dalam kecerdasan murid, dan gurulah yang memberikan
contoh baik kepada murid. lalu apakah adab-adab atau tata krama kepada guru?
dan bagaimana cara beradab kepada guru?
Adab Kepada Guru
Guru merupakan
‘orang tua kedua’ kita, merekalah yang berjasa dalam mendidik kita setelah
orang tua, Ilmu yang kita peroleh saat ini tidak lepas dari peranan seorang
guru, seseorang dapat membedakan baik dan buruk karena ilmu. Islam meletakkan
ilmu di atas yang lainnya, dan Islam juga meninggikan derajat orang yang
berilmu dibanding yang lain.
Sebagaimana
sabda Rasulullah saw. yang artinya “Umamah Al-Bahili berkata
bahwasannya Rasulullah saw. bersabda : “Kelebihan orang alim (ulama) atas ahli
ibadah seperti kelebihanku atas orang yang paling rendah di antara kamu.
Kemudian Baginda besabda lagi : Sesungguhnya para malaikat dan penduduk langit
dan bumi hingga semut dalam lubangnya serta ikan bersalawat (berdoa) untuk
orang-orang yang mengejar kebaikan kepada manusia” (HR. Imam Tirmidzi).
Selain itu
biasanya Orang tidak memiliki banyak waktu untuk mengajarkan berbagai macam
ilmu kepada anaknya, maka dari itu peran guru adalah mengajarkan berbagai macam
ilmu.
sudah
seharusnya seorang siswa menghargai dan menghormati gurunya Sebagaimana
diperintahkan dalam sabda Nabi Muhammad saw. berikut.
Muliakanlah
orang-orang
Artinya : muliakanlah
orang-orang yang telah memberikan pelajaran kepadamu. (HR. Abu Hasan).
Orang yang
berilmu tidaklah pandai begitu saja tanpa proses belajar. Proses belajar bisa
dilakukan secara formal maupun non-formal. Proses belajar biasanya membutuhkan
pembina yang biasa disebut guru, yang mempunyai andil besar dalam proses
belajar. Guru akan membukakkan pintu-pintu ilmu lain baginya, yang menunjukkan
bila kita salah, agar tidak tergelincir pada kekeliruan. Hendaknya orang yang
sedang belajar dan berilmu itu bersikap baik terhadap guru.
Berikut adalah
beberapa adab murid kepada guru.
1. Muliakan dan menghormati guru
sebagaimana
Rasulullah saw. berikut.
Ibnu Abbas r.a
berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Bukan termasuk golongan umatku
orang yang tidak menyayangi yang muda, tidak menghormati yang tua, tidak
memerintahkan kebajikan dan tidak melarang kemungkaran” (HR. Tirmidzi).
Agar mendapat
ilmu dan taufik, seorang murid hendaknya memuliakan dan menghargai guru, serta
berlaku lemah lembut dan sopan santun, jangan memotong pembicaraannya, dan
memperhatikan dengan baik. Agar kita mendapat ilmu yang bermanfaat,
aamiin
2. Mendoakan untuk kebaikan bagi guru
Rasulullah saw.
bersabda :
Ibnu Umar r.a.
berkata, Rasulullah saw. bersabda : “Jika ada orang yang memberimu,
maka balaslah pemberian itu, jika tidak bisa membalasnya, maka doakanlah ia,
sehingga kamu memandang telah cukup membalas kebaikan tersebut”.
Ibnu Jama’ah
ra. berkata : “Hendaklah seorang penuntut ilmu mendoakan gurunyqa
sepanjang masa, memperhatikan anak-anaknya, kerabatnya, dan menunaikan haknya
apabila telah wafat”. “Dan karena ilmu yang telah diberikannya juga, hendaknya
seorang murid mendoakan gurunya, semoga ia diberikan pahala atas ilmu yang
telah diberikan kepada muridnya”.
3. Redah hati kepada guru
Sama halnya
dengan adab kepada orang tua, kita juga harus merendahkan hati kepada guru,
walaupun sang murid lebih pintar, hendaknya menghidari perdebatan dengan guru,
dalam hal ini seorang murid hendaklah bersikap rendah hati kepada gurunya,
karena sesungguhnya rendah hatinya seorang murid kepada gurunya adalah
kemuliaan dan tunduknya adalah kebangaan, sebagaimana Ibnu Jama’ah pernah
mengatakan demikian.
Nabi Muhammad
saw. bersabda, yang artinya : “Abu Hurairah ra. berkata : bahwasanya Rasulullah
saw. bersabda :”Pelajarilah ilmu, pelajarilah ilmu ketenangan dan
kesopanan, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang yang kamu ambil ilmunya”
(HR. Tabrani).
Ibnu Abbas juga
peenah menyampaikan :”Aku merendahkan diri tatkala aku menuntut ilmu, maka
aku dimuliakan tatkala aku menjadi guru”.
4. Mencontoh Akhlaknya (Guru)
Guru adalah
teladan bagi muridnya, oleh karenanya, hendaklah seorang murid mencontoh akhlak
dan kepribadian gurunya yang baik.
Hendaklah
seorang penuntut ilmu mencontoh akhlak dan kepribadian guru. Mencontoh
kebiasaan dan ibadahnya. (Tadzkirah Sami’ hal. 86)
Imam as-Sam’ani rahimahullah menceritakan bahwa majelis Imam Ahmad bin Hanbal dihadiri lima ribu orang. Lima ratus orang menulis, sedangkan selainnya hanya ingin melihat dan meniru adab dan akhlak Imam Ahmad. (Siyar AlamNubala, 11/316)
Imam as-Sam’ani rahimahullah menceritakan bahwa majelis Imam Ahmad bin Hanbal dihadiri lima ribu orang. Lima ratus orang menulis, sedangkan selainnya hanya ingin melihat dan meniru adab dan akhlak Imam Ahmad. (Siyar AlamNubala, 11/316)
5. Menenangkan hati guru
Seorang murid
hendaknya tidak membuat gusar gurunya.
Imam Syafi’i
dalam pertemuannya dengan gurunya, Imam Malik, pada tahun 170 H, hampir tidak
pernah meninggalkan gurunya sampai gurunya wafat pada tahun 179 H. Imam Syafi’i
tidak pernah meninggalkannya, kecuali ketika ia pergi ke Mekah untuk menjenguk
ibunya ataupun pergi ke pusat ilmu atau faqoh. Itupun setelah diperoleh izin
dan restu daru gurunya.
Ada sebuah
cerita tentang Imam Syafi’i, ketika beliau berziarah ke makam Abu Hanifah, ia
datang bersama dengan salah satu murid seniornya Abu Hanifah, bernama Hasan
Asy-Syaibani. Setelah tiba di makam, Hasan Asy-Syaibani mempersilahkan Imam
Syafi’i untuk menjadi imam shalat subuh.
Pada rakaat
kedua Imam Syafi’i tidak membaca qunut; padahal dalam mahzabImam Syafi’i
sendiri membaca qunut asalah sunat ab’ad, tetapi beliau meninggalkan membaca
qunut.
Setelah selesai
shalat, Hasan Syaibani bertanya, “Mengapa Anda tidak membaca qunut wahai
Syafi’i? Bukankah engkau berpendapat bahwa qunut subuh sebuah amalan sunat yang
perlu dibaca?” Aku malu dengan pemilik kuburan ini” Sahut Imam Asy-Syafi’i.
Wallahu a’lam bi ash shawab...
0 komentar:
Posting Komentar