Assalamu'alaikum,Wr. Wb.
Kumpulan
Hadis-Hadis Tarbawi
KUMPULAN HADIS-HADIS TARBAWI
BAB I
MANUSIA DAN POTENSI PENDIDIKANNYA
عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ
مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ اَوْ
يُنَصِّرَنِهِ اَوْ يُمَجِّسَنِهِ (رَوَاهُ
الْبُخَارِى وَمُسْلِمْ )
Dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, ayah dan ibunyalah yang
menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhori dan Muslim)
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
اَدِّبُوْا اَوْلَادَكُمْ عَلَى ثَلَاثِ خِصَالٍ : حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَحُبِّ
اَهْلِ بَيْتِهِ وَ قِرَأَةُ الْقُرْأَنِ فَإِنَّ حَمْلَةَ الْقُرْأَنُ فِيْ ظِلِّ
اللهِ يَوْمَ لَا ظِلٌّ ظِلَّهُ مَعَ اَنْبِيَائِهِ وَاَصْفِيَائِهِ (رَوَاهُ
الدَّيْلَمِ )
Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Didiklah
anak-anak kalian dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi kalian dan
keluarganya serta membaca Al-Qur’an, karena sesungguhnya orang yang menjunjung
tinggi Al-Qur’an akan berada di bawah lindungan Allah, diwaktu tidak ada
lindungan selain lindungan-Nya bersama para Nabi dan kekasihnya” (H.R
Ad-Dailami)
BAB II
LEGALITAS PENYELENGGARAAN DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّم:كُنْ عَالِمًا اَوْ مُتَعَلِّمًا اَوْ مُسْتَمِعًا اَوْ مُحِبًا
وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتُهْلِكَ (رَوَاهُ
الْبَيْهَقِ )
Telah bersabda Rasulullah SAW :”Jadilah engkau orang
yang berilmu (pandai) atau orang yang belajar, atau orang yang mendengarkan
ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima
maka kamu akan celaka (H.R Baehaqi)
مَنْ اَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ
بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَ الْأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ
اَرَادَهُمِا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ (رَوَاهُ
الْبُخَارِى وَمُسْلِمٌ )
“Barangsiapa yang menghendaki kebaikan di dunia maka
dengan ilmu. Barangsipa yang menghendaki kebaikan di akhirat maka dengan
ilmu. Barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu” (HR.
Bukhori dan Muslim)
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْعَالِمُ
يَنْتَفِعُ بِعِلْمِهِ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ عَابِدٍ (رَوَاهُ
الدَّيْلَمِ )
Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
Orang-orang yang berilmu kemudian dia memanfaatkan ilmu tersebut (bagi orang
lain) akan lebih baik dari seribu orang yang beribadah atau ahli ibadah. (H.R
Ad-Dailami)
عَنْ اِبْنُ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ
يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ وَ اِنَّمَا الْعِلْمُ
بِاالتَّعَلُّمِ ...... (رَوَاهُ الْبُخَارِىْ)
Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka dia akan
difahamkan dalam hal agama. Dan sesungguhnya ilmu itu dengan belajar” (HR.
Bukhori)
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَا يَتْبَغِ لِلْجَاهِلِ اَنْ يَسْكُنَ عَلَى جَهْلِهِ
وَلَا لِلْعَالِمِ اَنْ يَسْكُنَ عَلَى عِلْمِهِ (رَوَاُه
الطَّبْرَانِىُّ)
Rasulullah SAW bersabda : “Tidak pantas bagi orang
yang bodoh itu mendiamkan kebodohannya dan tidak pantas pula orang yang berilmu
mendiamkan ilmunya” (H.R Ath-Thabrani)
عَنْ عَبْدِاللهِ ابْنِ عُمَرَو بْنُ
الْعَاصِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ
اللهَ لَا يَقْبِضُ الْعَالِمُ إِنْتِزَاعًا يَنْزِعُهُ مِنَ النَّاسِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ
الْعُلَمَاءُ حَتَّى إِذَا لَمْ يَتْرَكْ عَالِمًا إِتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوْسًا
جَهْلًا فَسْئَلُوْا فَافْتُوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوْا وَ اَضَلُّوْا (اَخْرَجَهُ
الْبُخَارِىْ)
Dari Abdullah bin Amr bin Ash berkata, Rasulullah SAW
bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan mencabutnya dari
manusia tetapi Allah mengambil ilmu dengan cara mengambil para ulama, sehingga
jika Dia tidak meninggalkan seorang alim, maka orang-orang menjadikan pemimpin
mereka orang-orang yang bodoh, lalu mereka ditanya maka mereka menjawab tanpa
dengan ilmu, jadilah mereka sesat dan menyesatkan. (HR. Bukhori (
تَعَلَّمُوْا مِنَ الْعِلْمِ مَا
شِئْتُمْ فَوَاللهِ لَا تُؤْتِ جَزَاءً بِجَمْعِ الْعِلْمِ حَتَّى تَعَمَّلُوْا (رَوَاهُ
اَبُوْ الْحَسَنْ)
“Belajarlah kalian semua atas ilmu yang kalian
inginkan, maka demi Allah tidak akan diberikan pahala kalian sebab mengumpulkan
ilmu sehingga kamu mengamalkannya. (HR. Abu Hasan)
عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اُطْلُبُ
الْعِلُمَ وَلَوْ بِاالصِّيْنِ فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمَ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ
مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ اِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَضَعُ اَجْنِحَتِهَا لِطَالِبٍ
رِضَاعًا بِمَا يَطْلُبُ ( رَوَاهُ اِبْنِ عَبْدِ الْبَرِّ )
Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “Carilah ilmu sekalipun di negeri Cina, karena sesungguhnya mencari
ilmu itu wajib bagi seorang muslim laki-laki dan perempuan. Dan sesungguhnya
para malaikat menaungkan sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena ridho
terhadap amal perbuatannya. (H.R Ibnu Abdul Barr)
وَعَنْ اَبِيْ دَرْدَاءَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ :سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ
: مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَبْتَغِيْ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ طَرِيْقًا إِلَى
الْجَنَّةِ اِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَضَعُ اَجْنِحَتَهَا لِطَالِبٍ رِضَاعًا بِمَا
صَنَعَ وَاَنَّ الْعَالِمُ لِيَسْتَغْفِرْ لَهُ مَنْ فِيْ السَمَاوَتِ وَمَنْ فِيْ
الْعَرْضِ حَتَّى الحَيْتَانِ فِيْ الْمَاءِ , وَ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى
الْعِبَادِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ , وَ اَنَّ
الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ لَمْ يَرِثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا
, إِنَّمَا وَرِثُوْالْعِلْمَ , فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍ وَ اَفِرٍ (رَوَاهُ
اَبُوْ دَاوُدْ وَ الْتِّرْمِذِيْ)
Dari Abu Darda’ R.A, beliau berkata : Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari
ilmu maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga, dan sesungguhnya para
malaikat meletakkan sayapnya bagi penuntut ilmu yang ridho terhadap apa yang ia
kerjakan, dan sesungguhnya orang yang alim dimintakan ampunan oleh orang-orang
yang ada di langit dan orang-orang yang ada di bumi hingga ikan-ikan yang ada
di air, dan keutamaan yang alim atas orang yang ahli ibadah seperti keutamaan
bulan atas seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama’ adalah pewaris para Nabi,
dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan tidak mewariskan dirham,
melainkan mewariskan ilmu, maka barang siapa yang mengabilnya maka hendaklah ia
mengambil dengan bagian yang sempurna. (H.R Abu Daud dan Tirmidzi)
عَنْ عَبْدِاللهِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: بَلِّغُوْا عَنِّى وَلَوْ اَيَةً وَحَدِّثُوْاعَنْ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ وَلَا
خَرَجَ : وَمَنْ كَذَّبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّاءْ مَقْعَدَهُ مِنَ
النَّارِ(رَوَاهُ الْبُخَارِى)
Dari Abdullah bin Umar R.A ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat, dan ceritakanlah apa yang
datang dari bani Israil dan tidak ada dosa, dan barangsiapa berdusta atasku
dengan sengaja, maka hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya di dalam neraka”.
(HR. Bukhori)
BAB III
KURIKULUM PENDIDIKAN
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَدِّبُوْا
اَوْلَادَكُمْ عَلَى ثَلَاثِ خِصَالٍ : حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَحُبِّ اَهْلِ بَيْتِهِ
وَ قِرَأَةُ الْقُرْأَنِ فَإِنَّ حَمْلَةَ الْقُرْأَنُ فِيْ ظِلِّ اللهِ يَوْمَ
لَا ظِلٌّ ظِلَّهُ مَعَ اَنْبِيَائِهِ وَاَصْفِيَائِهِ (رَوَاهُ
الدَّيْلَمِ )
Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Didiklah anak-anak kalian dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi
kalian dan keluarganya serta membaca Al-Qur’an, karena sesungguhnya orang yang
menjunjung tinggi Al-Qur’an akan berada di bawah lindungan Allah, diwaktu tidak
ada lindungan selain lindungan-Nya bersama para Nabi dan kekasihnya” (H.R
Ad-Dailami)
عَنْ عُمَرُوبْنُ شُعَيْبِ عَنْ
اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : مُرُوْا اَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُم اَبْنَاءُ سِنِيْنَ
وَاضْرِبُهُمْ اَبْنَاءَ عَشَرَ وَ فَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِيْ الْمَضَاجِعِ ( رَوَاهُ
اَبُوْ دَاوُدَ )
Dari Amr Bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya
berkata : Raulullah SAW bersabda : “perintahkanlah anakmu untuk melakukan
shalat, pada saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka pada saat
mereka berusia sepuluh tahun jika mereka meninggalkan shalat dan pisahkanlah
mereka dalam hal tempat tidur.” (HR. Abu Dawud)
تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ مَا
اِنْ تَمْسَكْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوْا اَبَدًا كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ
رَسُوْلِهِ (رَوَاهُ حَاكِمْ )
“Telah aku tinggalkan kepada kalian semua dua perkara
yang jika kalian berpegang teguh padanya maka tidak akan tersesat
selama-lamanya yaitu kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Hakim)
BAB IV
TEORI PERENCANAAN PENDIDIKAN
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُما قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِمَنْكَبَىْ فَقَالَ: كُنْ فِى الدُّنْيَا كَاَنَّكَ غَرِيْبٌ اَوْ عَابِرٌ
سَبِيْلٌ . كَانَ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما يَقُوْلُ إِذَا اَمْسَيْتَ
فَلَا تَنْتَظِرُ الصَّبَاحَ وَ إِذَا اَصْبَحَتْ فَلَا تَنْتَظِرُ الْمَسَاءَ
وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرْضَكَ وَ مِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ (رَوَاهُ
الْبُخَارِى)
Dari Ibnu Umar R.A ia berkata, Rasulullah SAW telah
memegang pundakku, lalu beliau bersabda: “Jadilah engkau di dunia ini
seakan-akan perantau (orang asing) atau orang yang sedang menempuh perjalanan.
Ibnu Umar berkata: “Jika engakau diwaktu sore maka jangan menunggu sampai waktu
pagi dan sebaliknya, jika engkau diwaktu pagi maka janganlah menunggu sampai
diwaktu sore, dan gunakanlah sehatmu untuk sakitmu, dan gunakanlah hidupmu
untuk matimu” . (HR. Bukhori)
قَالَ أَمِيْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُوْلُ : إِنَّمَا الْاَعْمَالُ بِانِّيَاتِ إِنَّمَا لِكُلِّ لِإِمْرِءٍ مَا
نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ
وَ رَسُوْلِهِ وِمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُّنْيَا يُسِيْبَهَا اَوْ اِمْرَأَةً
يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ اِلَى مَا هَجَرَ اِلَيْهِ (رَوَاهُ
الْبُخَارِى وَمُسْلِمْ )
Amirul mukminin Umar bin Khottob RA, berkata, aku
mendengar Rasulullah SAW bersabda:” Sesungguhnya amal perbuatan itu
disertai niatnya. Barang siapa yang berpijak hanya karena Allah dan Rasulnya,
dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia dan yang diharapkan atau wanita
yang ia nikahi, Maka hijrahnya itu menuju apa yang ia inginkan. (HR. Bukhori
dan Muslim)
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ . شَبَابَكَ قَبْلَ
هَرَمِكَ . وَصِحَتَكَ قَبْلَ سَقَهَكَ وَ غَنَمِكَ قَبْلَ فَقْرُكَ وَ فَرَغَكَ
قَبْلَ سَغَلُكَ وَ حَيَتُكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkalah lima perkara sebelum datangnya lima
perkara : masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang
masa tuamu, masa kayamu sebelum masa fakirmu, masa luangmu sebelum masa
sibukmu, dan masa hidupmu sebelum masa matimu.”
BAB V
METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN
عَنْ اِبْنُ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
اَلْعِلْمُ خَزَئِنُ وَمَفَتِحُهَا اَلسُؤَّالُ أَلَا فَسْئَلُوْا فَإِنَّهُ
يُؤَجَّرُ فِيْهِ اَرْبَعَةٌ : اَلسَّائِلُ وَالْعَالِمُ وَالْمُسْتَمِعُ
وَالْمُحِبُّ لَهُمْ ( رَوَاهُ اَبُوْا نُعَيْمِ )
Dari Ibnu Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda
: Ilmu itu laksana lemari (yang tertutup rapat), dan sebagai anak kunci
pembukanya adalah pertanyaan. Oleh karena itu, bertanyalah kalian, karena
sesungguhnya dalam tanya jawab akan diberi pahala empat macam, yaitu penanya,
orang yang berilmu, pendengar dan orang yang mencintai mereka.” (Diriwayatkan
oleh Abu Mu’aim)
عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّمَا
شِفَاءُ الْعِيِّ السُّئَال (رَوَاهُ
اَبُوْ دَاوُدْ وَ الْتِّرْمِذِيْ)
Dari Jabir R.A, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda
:“Sesungguhnya obat kebodohan itu tak lain adalah bertanya.” (HR. Abu Daud)
حَدَثَنَا مَنْ كَانَ يُقْرِئُنَا
مِنْ اَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُمْ كَانُوْا
يُقْتَرِئُوْنَ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ
اَيَاتٍ فَلَايَئْخُذُوْنَ فِيْ الْعَشْرِ الْأَخَرِى حَتَّى يَعْلَمُوْا مَا فِيْ
هَذِهِ مِنَ الْعِلْمِ وَالْعَمَلِ (رَوَاهُ
اَحْمَدْ )
“Telah menceritakan kepada kami orang yang biasa
mengajari kami, yakni dari kalangan sahabat Nabi SAW, bercerita kepada kami
bahwa sesungguhnya mereka (para sahabat) pernah mempelajari sepuluh ayat (Al-Qur’an)
dari Rasulullah SAW. Mereka tidak mempelajari sepuluh ayat yang lain sebelum
mereka dapat mengetahui setiap ilmu yang terdapat dalam ayat-ayat tersebut dan
mengamalkannya.” (HR. Ahmad)
عَنْ عَبْدِاللهِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُما قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
اُكْتُبْ فَوَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ مَا يَخْرُجُ مِنْهُ إِلَّا حَقٌّ (رَوَاهُ
اَحْمَدْ )
Dari Abdillah bin Umar R.A. sesungguhnya Rasulullah
SAW bersabda : “Tulislah, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak
keluar dari mulut ini kecuali kebenaran. (HR. Abu Daud)
BAB VI
ETIKA PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK
عَنْ أَنَسٍ اِبْنِ مَالِكٍ عَن
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَسِّرُوْا وَلَا
تُعَسِّرُوْا وَبَشِّرُوْا وَلَا تَنَفَّرُوْا وَكَانَ يُحِبُّ الْتَخْفِيْفِ
وَالتَّيْسِرِ عَلَى النَّاسِ (رواه
البخارى)
Dari Anas bin Malik R.A. dari Nabi Muhammad SAW beliau
bersabda : Permudahkanlah dan jangan kamu persulit, dan bergembiralah dan
jangan bercerai berai, dan beliau suka pada yang ringan dan memudahkan manusia
(H.R Bukhori)
عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّمَا
اَنَا لَكُمْ مِثْلُ الْوَالِدِهِ (رَوَاهُ
اَبُوْ دَاوُدْ و النَّسَاءِ وَابْنُ حِبَّانِ )
Dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda : Sesungghnya aku bagimu adalah seperti orang tua kepada anaknya. (HR.
Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Hibban)
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : كَانَ يُعْطِيْ كُلَّ جُلُسَائِلِهِ بِنَصِبِهِ لَا يَحْسَبُ جَلِيْسُهُ
أَنَّ اَحَدًا أَكْرَمُ عَلَيْهِ مِنْهُ (رَوَاهُ
التِّرْمِذِيْ)
Dari Ali R.A ia berkata : “Rasulullah SAW selalu
memberikan kepada setiap orang yang hadir dihadapan beliau, hak-hak mereka
(secara adil), sehingga diantara mereka tidak ada yang merasa paling
diistimewakan.” (H.R Tirmidzi)
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِيْ
الْأَمْرِ كُلِّهِ
Sesungguhnya Allah mencintai berlaku lemah lembut
dalam segala sesuatu.
مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ عَلِمَهُ
ثُمَّ كَتَمَهُ أُلْجِمَ يَوْمَ الْقِياَمَةِ بِلِجَامٍ مِنَ النَّارِ (رَوَاهُ
اَبُوْ دَاوُدْ وَ التِّرْمِذِيْ)
“Barang siapa ditanya tentang suatu ilmu yang ia
ketahui kemudian ia menyembunyikannya (tanpa menjawabnya), maka kelak ia
dikendalikan di hari kiamat dengan kendali yang terbuat dari api neraka.” (H.R
Abu Daud dan Tirmidzi)
عَنْ عُمَرُ ابْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: تَعَلَّمُ الْعِلْمَ وَتَعَلَّمُوْا لِلْعِلْمِ السَّكِيْنَةِ وَالْوَقَارِ
وَتَوَضَّئُوْا لِمَنْ تَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُ (رَوَاهُ
اَبُوْ نُعَيْمِ )
Dari Umar Ibnul Khattab R.A beliau berkata :
Rasulullah SAW bersabda : “Pelajarilah olehmu ilmu pengetahuan dan pelajarilah
pengetahuan itu dengan tenang dan sopan, rendah hatilah kami kepada orang yang
belajar kepadanya” (H.R Abu Nu’aim)
BAB VII
KONSEP REWARD AND PUNISHMENT
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُفُّ عَبْدَ اللهِ وَ عُبَيْدَ اللهِ وَ كَثِيْرًا مِنْ
بَنِيْ الْعَبَّاسِ ثُمَّ يَقُوْلُ مَنْ سَبَقَ اِلَيَّ فَلَهُ كَذَا وَ كَذَا
قَالَ فَيَسْتَبِقُوْنَ اِلَيْهِ فَيَقَعُوْنَ عَلَى ظَهْرِهِ وَ صَدْرِهِ
فَيَقَبَّلُهُمْ وَ يَلْزَمُهُمْ (رَوَاهُ
اَحْمَدْ )
“Pada suatu ketika Nabi membariskan Abdullah,
Ubaidillah, dan anak-anak paman beliau, Al-Abbas. Kemudian, beliau berkata : “
Barang siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku, dia akan mendapatkan ini dan
itu.” Lalu mereka berlomba-lomba untuk sampai kepada beliau. Kemudian mereka
merebahkan diri di atas punggung dan dada beliau. Kemudian, beliau menciumi dan
memberi penghargaan.” ( HR. Ahmad )
عَنْ عُمَرُوبْنُ شُعَيْبِ عَنْ
اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : مُرُوْا اَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُم اَبْنَاءُ سِنِيْنَ وَاضْرِبُهُمْ
اَبْنَاءَ عَشَرَ وَ فَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِيْ الْمَضَاجِعِ ( رَوَاهُ
اَبُوْ دَاوُدَ )
“Dari Amr Bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya
berkata : Raulullah SAW bersabda : “perintahkanlah anakmu untuk melakukan
shalat, pada saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka pada saat
mereka berusia sepuluh tahun jika mereka meninggalkan shalat dan pisahkanlah
mereka dalam hal tempat tidur.” (HR. Abu Dawud)
عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَ نَحْنُ نَتَنَزَّعُ فِيْ الْقَدْرِ فَغَضَبَ حَتَّى اَحْمَرَ وَجْهُهُ حَتَّى
كَأَنَّمَا فَقِئَ فِيْ وَجْنَتَيْهِ الرُّمَّانَ فَقَالَ أَبِهَذَا أُمِرْتُمْ
أَمْ بِهَذَا أُرْسِلَتْ إِلَيْكُمْ إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حِيْنَ
تَنَازَعُوْا فِيْ هَذَا الْأَمْرِ عَزَمْتَ عَلَيْكُمْ أَلَّا تَتَنَازَعُوْا
فِيْهِ (رَوَاهُ الْتِّرْمِذِيْ)
Dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: “Suatu hari
Rasulullah SAW keluar menemui kami yang mana ketika itu kami berselisih
mengenai persoalan qadar, maka beliau marah sampai-sampai muka beliau memerah
seakan-akan buah delima dibelah dikedua pipi beliau, lalu beliau bersabda :
‘Apakah ini yang telah diperintahkan kepada kalian? Ataukah untuk urusan ini
aku diutus kepada kalian? Sesungghnya orang-orang sebelum kalian rusak lantaran
mereka berselisih dalam masalah ini. Aku mengharuskan kepada kalian untuk tidak
berselisih dalam masalah ini.
إِغْفِرْ فَاِنْ عَاقَبْتَ فَعَاقِبْ
بِقَدْرِ الذَّنْبِ وَاتَّقِ الْوَجْهَ
“Ampunilah, jika engkau memukulnya maka pukullah
sesuai dengan kesalahannya tetapi hindarilah memukul muka”.
BAB VIII
ASPEK KEJIWAAN DALAM PROSES BELAJAR
MENGAJAR
عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
الْمُئْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَ اَحَبُّ اِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ
الضَّعِيْفِ فِيْ كُلِّ خَيْرٍ . اَحْرَصَ عَلَى مَا يَنْفَعَكَ وَاَسْتَعِنْ بِا
اللهِ وَلَا تَحْزَنْ وَإِنْ اَصَابَكَ شَيْئٌ وَلَا تَقُلْ : لَوْ اَنِّى
فَعَلْتُ كَذَا وَ كَذَا وَكُنْ قُلْ : قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَاِنْ
لَوْ تُفَتَّحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ (رَوَاهُ
مُسْلِمْ)
Dari Abu Hurairah R.A berkata : Rasululullah SAW
bersabda : “ Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah
daripada seorang mukmin yang lemah, dalam semua kebajikan. Perhatikanlah dengan
senang atas apa yang memberikan manfaat kepadamu, dan mintalah pertolongan
kepada Allah, dan janganlah kamu lemah atau tidak berdaya, jika ada sesuatu
yang menimpamu maka janganlah kamu mengatakan : “Jika seandainya aku melakukan seperti
ini maka akan seperti itu, tetapi ucapkanlah : “Allah sudah menentukan,
dan yang dikehendaki Allah jadilah maka terjadi dilakukan. Maka
sesungguhnya kalimat “seandainya” adalah kalimat pembuka perbuatan setan” (H.R
Muslim)
عَنْ اَبِىْ النُّعْمَانْ بِنْ
بَشِيْرْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : تَرَى الْمُؤْمِنِيْنَ فِيْ تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَدِّهِمْ وَ
تَعَافَتِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا الشْتَكَى عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ
جَسَدِهِ بِالسَّهْرِ وَالْحُمَّى (رَوَاهُ
الْبُخَارِىْ)
Dari Nu’man R.A, beliau berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “Ciri-ciri orang mukmin dalam menyayangi, kecintaannya dan kasih
sayangnya seperti anggota badan apabila salah satu anggota badannya merasa
sakit maka anggota badan yang lainnya merasa gelisah dan cemas” (H.R Bukhori)
عَنْ ابْنِ مَسْعُودْ قَالَ : قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : جُعِلَةِ الْقُلُوْبُ عَلَى
حُبِّ مَنْ اَحْسَنَ اِلَيْهَا . وَبَغْضُ مَنْ اَسَاءَ اِلَيْهَا (رَوَاهُ
الْبَيْهَقِ )
Dari Ibni mas’ud R.A, beliau berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “Hati manusia itu lebih telah diciptakan menurut fitrahnya, yaitu
mencintai orang yang berbuat baik dan membenci orang yang berbuat jelek
padanya. (H.R Al-Baihaqi)
عَنْ ابْنِ مَسْعُودْ قَالَ : إِنِّي
أُخْبَرُبِمَكَانِكُمْ فَمَا يَمْنَعُنِيْ أَنْ أَخْرُجَ اِلَيْكُمْ إِلَّا
كَرَهِيَةٌ أَنْ أُمِلَّكُمْ إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ يَتَخَوَّلَنَا بِالْمَوْعِظَةِ فِيْ الْاَيَّامِ مُخَافَةً السَّامَةِ
عَلَيْنَا (رَوَاهُ الْبُخَارِى وَمُسْلِمْ )
“Aku telah diberitahu (oleh Yazid bin Mu’awiyah) bahwa
kalian telah menuggu. (Sebenarnya aku telah mengetahui kedatangan
kalian), tidak ada yang menghalangiku untuk menemui kalian, kecuali karena aku
khawatir kalian akan merasa bosan (belajar kepadaku). Karena sesungguhnya
Rasulullah SAW sendiri selalu memilih waktu yang tepat dari hari-hari yang ada
untuk menyampaikan pelajaran, lantaran khawatir kami akan merasa jenuh.” (HR.
Bukhori dan Muslim)
BAB IX
KONSEP EVALUASI DALAM PENDIDIKAN
عَنْ عُمَرُ ابْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: حَاسِبُوْا اَنْفُسَكُمْ قَبْلَ اَنْ تُحَاسَبُوْا تَزَيَّنُوْا لِلْعَرْضِ
الْأَكْبَرِ وَإِنَّمَا يَخَفُّ الْحِسَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنْ
حَاسَبَ نَفْسَهُ فِيْ الدُّنْيَا
Dari Umar Ibnul Khattab R.A beliau berkata :
Rasulullah SAW bersabda : “Adakanlah perhitungan terhadap diri kalian sebelum
kalian diperhitungkan”.
BAB X
KONSEP AKUNTABILITAS PELAKSANAAN
PENDIDIKAN
عَنْ عَبْدِاللهِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُما اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٍ عَنْ رَاعِيَّتِهِ فَالْأَمِيْرُ الَّذِيْ
عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُمْ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى اَهْلِ
بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٍ عَلَى بَيْتِ
زَوْجِهَا وَوَلِدِهَا وَهِيَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ
سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ وَ
مَسْئُوْلٌ عَنْ رَاعِيَّتِهِ (مُتَفَقٌ عَلَيْهِ)
Dari
Abdillah bin Umar R.A. sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “Setiap kamu
adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.
Kepala negara yang memimpin manusia (masyarakat)nya, akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap yang dipimpin. Suami itu pemimpin terhadap
keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka . Istri
adalah pemimpin atas rumah tangga, suami dan anaknya, dan dia akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Hamba sahaya adalah pemimpin
atas harta tuannya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap harta
tuannya itu. Ketahuilah, setiap kamu itu pemimpin dan setiap pemimpin akan
dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. (Muttafaqun ‘Alaih)
Ayat - Ayat
Al Qur'an dan Hadis Tentang Pendidikan. Diantara beberapa rujukan, berikut kami bagikan
beberapa Dalil tentang Pendidikan menurut Al Qur'an dan Hadis Nabi Muhammad
SAW, sehingga dapat kita terapkan dalam sistem pendidikan yang ada sesuia
dengan perspektif Islam terhadap pendidikan.
1.
Surat
Al-a’alq ayat 1-5:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ {1} خَلَقَ
الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ {2} اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ {3} الَّذِي عَلَّمَ
ابِالْقَلَمِ {4} عَلَّمَ اْلإِنسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ {5}
Artinya :”Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmu lah yang
paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahui.
2.
Surat
Al-Mujadalah ayat 11:
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ
أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ............
Artinya :”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.”(QS.Al-Mujadalah:11)
3.
Surat Thoha
ayat 114:
وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا
Artinya :”Dan katakanlah (olehmu muhammad),”ya tuhanku, tambahkan kepadaku
ilmu pengetahuan.”
4.
Surat Shod
ayat 29:
كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ
لِّيَدَّبَّرُوا ءَايَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ {29}
Artinya :”ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan
keberkahan supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya, dan supaya mendapat
pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.”
5.
Surat Lukman
ayat 14-17 :
وَوَصَّيْنَا اْلإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ
أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي
وَلِوَالِدَيْكَ إِلَىَّ الْمَصِيرُ {14} وَإِن جَاهَدَاكَ عَلَى أَن تُشْرِكَ بِي
مَالَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا
مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَىَّ ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ
فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ {15} يَابُنَيَّ إِنَّهَآ إِن تَكُ
مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُن فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ
أَوْ فِي اْلأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللهُ إِنَّ اللهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ {16}
يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاَةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ
وَاصْبِرْ عَلَى مَآأَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ اْلأُمُورِ {17}
Artinya :” [Ayat 14] Dan Kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Ku lah kembalimu.
[Ayat 15] Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka kuberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan….
[Ayat 16] (Luqman
berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji
sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah
akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui.
[Ayat 17] Hai anakku,
dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa
kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
6. Hadist Nabi:
Artinya : “mencari ilmu
adalah diwajibkan bagi setiap muslim
laki-laki dan wanita dari mulai lahir sampai ke liang lahat.”
7. Hadist Nabi
:
Artinya :”Carilah ilmu walupun
ke negri cina.”
8. Hadist Nabi
:
Artinya :”Didiklah anak-anak
kalian, karena sesungguhnya mereka itu dijadikan untuk menghadapi masa yang
berlainan dengan masa kalian ini.”
9. Hadist Nabi
:
Artinya :”Tidaklah
henti-hentinya seseorang tiu dapat dianggap orang berilmu selama ia masih terus
belajar ilmu. Apabila ia menyangka bahwa sesungguhnya ia sudah serbatahu, maka
sungguh ia seorang yang jahil.”
10. Hadist Nabi
:
Artinya :”Barang siapa yang menginginkan dunia, hendaklah ia berilmu,
Barang siapa yang menginginkan akhirat hendaklah ia berilmu, Barang siapa yang
menginginkan kedua-duanya sekaligus, ia pun harus berilmu.”
11. Hadist Nabi:
Artinya :”manusia itu ada dua
macam:”orang alim(berilmu) dan orang yang
belajar ilmu, dan tidaklah ada kebaikan selain dari dua golongan itu”
12. Hadist Nabi:
Artinya :”sesungguhnya para
malaikat itu merendahkan sayapnya kepada penuntut ilmu karena senangnya atas
apa yang dilakukan para penuntut ilmu.”
13. Hadist Nabi:
Artinya :”Pelajarilah ilmu karena sesungguhnya belajar semata-mata bagi Alloh
itu merupakan kebaikan, dan mempelajari ilmu merupakan tasbih, dan membahasnya
merupakan jihad, dan mencarinya merupakan ibadah, dan mengajarkannya merupakan
sedekah sedangkan menggunakannya bagi orang yang membutuhkannya merupakan
Qurbah(pedekatan diri kepada alloh).
14. Hadist Nabi:
Artinya :’pelajarilah apa-apa
yang kalian kehendaki Alloh tidak akan memberikan upah ganjaran kepada kalian
sampai kalian mengamalkannya terlebih dahulu.
Demikianlah beberapa
Ayat - Ayat Al Qur'an dan Hadis Tentang Pendidikan yang dapat kami bagikan,
semoga bermanfaat bagi semuanya. Salam..
BAB I
POTENSI ANAK
- a. Hadits (Al-lu’lu wal Marjan : 1.702)
حديث ابي هريرة رضى الله عنه، قال
النبى صلى الله عليه وسلم قال : مامن مولود الا يولد على الفطرة. فأبواه يهودانه
أو ينصرانه أو يمجسانه. كما تنتج البهيمة بهيمة جمعاء. هل تحسون فيها من جدعاء. ثم
يقول أبو هريرة رضى الله عنه : فطرة الله التى فطر الناس عليها لاتبديل لخلق الله،
ذلك الدين القيم. (رواه بخار و مسلم)
- b. Terjemahannya
“Abu
Hurairah berkata:Nabi saw.bersabda:Tiada bayi yang dilahirkan melainkan
lahir diatas fitrah,maka ayah bundanya yang mendidiknya menjadi Yahudi,Nasrani
atau Majusi,sebagai lahirnya binatang yang lahirnya lengkap sempurna.Apakah
ada binatang yang lahir terputus telinganya? Kemudian Abu Hurairah r.a. membaca
: Fitratallahi allati fatharan naasaalaiha,laa tabdila likhalqillahi (Fitrah
yang diciptakan Allah pada semua manusia,tiada perubahan terhadap apa yang
diciptakan oleh Allah.Itulah agama yang lurus”. (Bukhari,Muslim)
- c. Komentar / Tanggapan
Setiap anak
telah memiliki fitrah sejak ia dilahirkan atau suatu potensi yang telah ada di
dalam dirinya, orang tuanyalah yang memiliki tanggung tawab untuk mendidik dan
menjadikan anaknya seperti apa tergantung kepada kedua orang tuanya. Potensi
anak itu sangat bersih bagaikan suatu kertas putih yang belum tercorat-coret
oleh tinta. Sebagaimana yang dikatakan Imam Ghazali dalam kitabnya, Ihya
‘Ulumuddin, mengibaratkan anak sebagai permata indah (Jauhar) yang
belum diukir, dibentuk dengan ke dalam suatu rupa. Permata itu merupakan amanat
Allah yang dititipkan kepada para orangtua. Karena itu, menurut Al-Ghazali,
orangtua harus memperhatikan fase-fase perkembangan anaknya dan memberikan
pendidikan yang memadai sesuai dengan fase yang ada agar permata yang
diamanatkan kepadanya dapat dibentuk rupa yang indah.
Apalagi
untuk zaman sekarang orangtua sangat berperan penting dalam mendidik anaknya,
sebelum anaknya itu dimasukan ke sekolah atau anak itu melihat dunia luar yang
sangat bebas. Karena dasar tempat pendidikan utama adalah rumah dan pendidiknya
adalah semua orang-orang yang ada dalam rumah anak tersebut terutama orang tua
(Ibu Bapaknya).
BAB II
TANGGUNG JAWAB
PENDIDIK
- a. Hadits
و عنه أن رسول الله صلى الله عليه
وسلم قال : لايمنع جار جاره أن يغرز جشبة فى جداره ، ثم يقول أبو هريرة : مال
أراكم عنها معرضين والله لارمين أكتافكم ( متفق عليه )
- b. Terjemahannya
“Abu
Hurairah r.a berkata: “Rasulullah SAW. bersabda: “Janganlah menolak seorang
tetangga pada tetangganya yang akan menancapkan kayu di temboknya, Kemudian Abu
Hurairah berkata: “Mengapakah kamu mengabaikan keterangan ini, demi allah saya
akan memikulkan tanggung jawab atas ajaran Nabi ini di atas bahumu”. (HR. Bukhari-Muslim)
- c. Komentar / Tanggapan
Dalam hadits
ini kami belum tahu apa maksudnya, sehingga hadits ini dijadikan salah satu
landasan untuk tanggung jawab pendidik. Tapi disini kami akan sedikit menebak
mungkin tanggung jawab disini merupakan ajaran Nabi saw untuk umatnya,
diharapkan kita jangan mengabaikan tanggung jawab yang telah diembankan kepada
kita, salah satunya tanggung jawab seorang pendidik kepada peserta didiknya.
Apabila
tanggung jawab itu bisa dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan, Insya Allah
ajaran Nabi itu telah terlaksanakan dengan baik.
BAB III
JUJUR,
OBJEKTIF dan CERDAS
- a. Hadist
عن ابن مسعود رضي الله عنه، عن النبي
صلى الله عليه وسلم، قال : أن الصدق يهدي ألى البر، وإن البر يهدي إلى الجنة، وإن
الرجل ليصدق حتى يكتب عنه الله صديقا. وإن الكذب يهدي إلى الفجور، وإن الفجور يهدي
إلى النار، وإن الرجل ليكذب حتى يكتب عند الله كذابا ( متفق عليه )
- b. Terjemahannya
Dari Ibnu
Mas’ud r.a Nabi saw, beliau bersabda : “Sesungguhnya kejujuran akan
membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke Surga,
sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan
dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan
mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan mengiring ke
Neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan
dicatat baginya sebagai seorang pendusta”. ( HR. Mutafaq ‘alaih )
- c. Komentar / Tanggapan
Perilaku
jujur itu lebih baik dari pada berdusta, itu pasti !!!. karena kejujuran itu
akan membawa kita pada kebaikan, Allah sangat menyukai orang-orang yang berlaku
jujur, dan akan ditempatkan disurga. Tetapi orang-orang yang suka berdusta atau
berbohong sangat dibenci Allah dan akan ditempatkannya di Neraka. Seorang anak
harus memiliki sikap jujur dan tugas orang tua yang mendidik dan mengajarkan
tentang kejujuran itu.
Adapun
pendidikan Shadaqah Jariyah dapat diterapkan sejak kecil dengan saling membantu
teman yang membutuhkan atau dengan cara mengisi kotak amal yang ada di masjid
terdekat dan pendidikan mencari ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan
akhirat tidak boleh berhenti karena dengan ilmu kita akan mendapatkan
kebahagian dunia ataupun kebahagian nanti di akhirat. Pendidikan anak pun harus
diperhatikan keberhasilan orang tua mendidik anak untuk menjadi anak yang soleh
dengan memberikan pendidikan agama yang cukup di rumah dan selain itu
memberikan sarana pendidikan misalnya di masukkan ke lembaga-lembaga pendidikan
agama atau kesuatu sekolah yang memberikan pendidikan agamanya yang maksimal.
Penerapan metode belajar agama oleh seorang pendidik sangat penting untuk
menciptakan seorang anak yang jujur, shaleh dan berakhlakul karimah.
BAB IV
BERBAKTI
KEPADA KEDUA ORANG TUA
- Hadits
عن ابى مسعود رضي الله عنه قال سألت
النبي صلى الله عليه وسلم : أي الاعمال أحب الى الله تعالى قال الصلاة على
وقتها قلت ثم أي بر الوالدبن قلت ثم أي قال الجهاد فى سبيل الله. ( متفق عليه )
- Terjemahannya
Dari Ibnu
Mas’ud r.a ia berkata : “aku pernah bertanya kepada Nabi saw manakah amalan
yang paling dicintai Allah ? Beliau menjawab : shalat tepat waktu, aku bertanya
: lalu apa lagi ? beliau menjawab : berbakti kepada orang tua, aku bertanya
lagi ? beliau menjawab : berjihad di jalan Allah. ( HR. Mutafaq ‘alaihi )
- Komentar / Tanggapan
Amalan yang
dicintai oleh Allah itu ada 3, yaitu shalat tepat waktu, berbakti kepada orang
tua dan berjihad di jalan Allah. Dalam hal berbakti kepada orang tua, sudah
sepantasnya seorang anak itu berbakti kepada kedua orang tuanya, ibunya yang
telah mengandung, melahirkan, menyusui dan membesarkannya serta mendidiknya dan
ayahnya yang telah mencari nafkah untuk membiayai kehidupan anak dan
istrinya. Apabila anak itu durhaka kepada orang tuanya sungguh sangat tidak
pantas, karena semua yang dilakukan oleh orang tuanya kepadanya tidak
akan pernah terbalaskan sampai kapanpun.
Oleh karena
itu, kita sebgai anak kita harus mempunyai rasa kasih sayang terhadap kedua
orang tua kita sehingga suatu saat merka dimasa tua nanti kitalah yang akan
mendidik dan dan merawat mereka dengan penuh kasih dan sayang sebagaimana
mereka mendidik kita dan menyayangi kita sejak kecil. Hadist nabi juga
mengatakan kalau surga itu dibawah telapak kaki ibu, kalau kita ingin meraih
surganya Allah maka kita harus selalu berbuat baik terhadap kedua orang tua
kita.
BAB V
AMANAH
- Hadits
وعن ابى هريرة رضي الله عنه أن رسول
الله صلى الله عليه وسلم قال : أية المنافق ثلاث : إذا حدث كذب، وإذا وعد أحلف
فإذا أتمن خان ( متفق عليه )
- Terjemahannya
Dari Abi
Hurairah r.a bahwasannya Rasulullah saw bersabda : “Tandanya orang Munafiq
itu ada tiga, yaitu : jikalau ia berbicara berdusta, jikalau ia berjanji
menyalahi (inkar) dan jikalau ia dipercaya berkhianat”. (HR. Mutafaq
‘alaih)
- Komentar / Tanggapan
Amanah
merupakan salah satu sikap yang disukai oleh Allah, Rasul dan semua orang.
Apabila seseorang telah amanah atau terpercaya maka selamanya dia akan
dipercaya oleh siapapun, tetapai ketika seseorang telah lalai dalam mengemban
amanah maka akan sulit untuk dapat dipercaya oleh orang lain, sifat amanah ini
memang dangat sulit sekali dimiliki oleh semua orang, tetapi apabila kita
berusaha untuk menjadi orang yang amanah maka orang lain akan salalu percaya
kepada kita. Dan apabila sudah hilang sikap amanah itu didalam diri kita
meskipun kita hanya satu kali tidak berbuat amanah, maka akan susah
mengembalikan kepercayaan orang lain terhadap diri kita.
BAB VI
PERSAUDARAAN
dan KERJASAMA
- Hadits
وعن ابن عمر رضي الله عنهما أن رسول
الله صلى الله عليه و سلم قال : المسلم لايظلمه ولايسلمه من كان فى حاجة أخيه كان
الله فى حاجته، ومن فرج عن مسلم كربة فرج الله عنه بها كربة من كرب يوم القيامة،
ومن ستر مسلما ستره الله يوم القيامة ( متفق عليه )
- Terjemahannya
Dari Ibnu
`Umar r.a melaporkan:. Rasulullah (saw) bersabda: ” Seorang muslim adalah
saudara (lain) Muslim, ia tidak kesalahan dia juga tidak menyerahkannya kepada
orang yang tidak dia salah Jika ada memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan
memenuhi kebutuhannya, jika satu mengurangi seorang muslim dari kesulitan,
Allah akan meringankan kesulitannya pada hari kiamat, dan jika ada yang
menutupi seorang Muslim (dosa-dosanya), Allah akan menutupi dia (nya dosa-dosa)
di Hari Kebangkitan “. (HR.Mutafaq ‘alaihi)
- Komentar / Tanggapan
Allah telah
menjanjikan berbagai pahala dan ganjaran bagi muslim yang mampu meringankan
kesulitan muslim lainnya, menutupi dosa-dosanya, dan membantunya. Karena pada
dasarnya semua muslim itu adalah bersaudara. Allah sangat menyukai orang-orang
yang tidak pernah memutuskan tali silaturahmi. Persaudaraan itu bukan hanya
harus satu darah atau senasab, akan tetapi dalam satu agama sebenarnya kita
telah menjadi saudara yaitu antara muslim yang satu dengan muslim yang lainnya.
Maka sudah sepantasnya kita selalu menjaga persaudaraan ini, dengan cara terus
mempererat tali silaturahmi diantara muslim, saling membantu dan bekerja sama
dalam kebaikan dan mencegah segala keburukan.
Hadits
tersebut dapat diterapkan dalam pendidikan dengan mendidik bahwa setiap manusia
harus saling membantu karena setiap muslim dalam suatu kebaikan. Dengan rasa
persaudaraan yang kuat maka kerjasama dalam memajukan bidang pendidikan akan
terlaksana. Seorang pendidik harus membantu setiap muslim yaitu dengan
memberikan nasehat yang membawa kepada kebaikan dan kemajuan khususnya bagi setiap
muslim yang telah kita beri nasehat dan umumnya bagi seluruh umat muslim
di dunia ini. Dan seorang pendidik harus mengajarkan kepada peserta
didiknya bagaimana suatu persaudaran dan kerjasama yang di ridhai Allah swt itu
!.
BAB VII
SIKAP CERIA
dan SITUASI KONDUSIF DALAM PEMBELAJARAN
- Hadits
عن أبي العبَّاسِ عبدِ اللهِ بنِ
عباسِ بنِ عبد المطلب رضِيَ اللهُ عنهما ، عن رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم –
، فيما يروي عن ربهِ ، تباركَ وتعالى ، قَالَ : (( إنَّ اللهَ كَتَبَ الحَسَنَاتِ
والسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذلِكَ ، فَمَنْ هَمَّ بحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا
كَتَبَها اللهُ تَبَارَكَ وتَعَالى عِنْدَهُ حَسَنَةً كامِلَةً ،وَإنْ هَمَّ بهَا
فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عَشْرَ حَسَناتٍ إِلى سَبْعمئةِ ضِعْفٍ إِلى أَضعَافٍ
كَثيرةٍ ، وإنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ تَعَالَى
عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلةً ، وَإنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ
سَيِّئَةً وَاحِدَةً )) مُتَّفَقٌ عليهِ
- Terjemahannya
Dari Abul
Abbas, yaitu Abdullah bin Abbas bin Abdul Muththalib, radhiallahu ‘anhuma dari Rasulullah
s.a.w. dalam suatu uraian yang diceriterakan dari Tuhannya Tabaraka wa Ta’ala
Hadis semacam ini disebut Hadis Qudsi – bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala
itu mencatat semua kebaikan dan keburukan, kemudian menerangkan yang sedemikian
itu – yakni mana mana yang termasuk hasanah dan mana mana yang termasuk
sayyiah. Maka barangsiapa yang berkehendak mengerjakan kebaikan, kemudian tidak
jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah yang Maha Suci dan Tinggi sebagai
suatu kebaikan yang sempurna di sisiNya, dan barangsiapa berkehendak
mengerjakan kebaikan itu kemudian jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah
sebagai sepuluh kebaikan di sisiNya, sampai menjadi tujuh ratus kali lipat,
bahkan dapat sampai menjadi berganda-ganda yang amat banyak sekali. Selanjutnya
barangsiapa yang berkehendak mengerjakan keburukan kemudian tidak jadi
melakukannya maka dicatatlah oleh Allah Ta’ala sebagai suatu kebaikan yang
sempurna di sisiNya dan barangsiapa yang berkehendak mengerjakan keburukan itu
kemudian jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah Ta’ala sebagai satu
keburukan saja di sisiNya.” (HR.Muttafaq ‘alaih)
- Komentar / Tanggapan
Kebaikan dan
keburukan merupakan dua sifat yang selalu bertolak belakang, kebaikan akan
memuntun kita menuju ke surga, sedangkan keburukan akan menuntu kita ke neraka.
Allah swt, bahkan telah menjanjikan pahala bagi orang yang melakukan kebaikan
dan menyiksa orang yang melakukan keburukan. Jangankan melakukannya, dengan
sudah berniat untuk melakukan kebaikan, Allah telah mencatatnya sebagai
kebaikan disisnya bahkan jika ia melakukan kebaikan itu. Begitu pula
sebaliknya, dengan orang yang sudah berniat untuk melakukan keburukan maka akan
dicatat pula oleh Allah sebagai suatu keburukan disisinya.
BAB VIII
KELEMBUTAN
dan KEARIFAN DALAM PENDIDIKAN
- Hadits
وعن ابن عباس رضي الله عنهما قال قال
رسول الله صلى الله عليه و سلم لأشج عبد القيس : [ إن فيك خصلتين يحبهما الله :
الحلم والأناة ] رواه مسلم
- Terjemahannya
Dari Ibnu
Abbas RA berkata, Rasulallah Saw bersabda kepada ‘’Abdul Qais yang terluka:
“sesungguhnya didalam dirimu ada dua sifat yang disukai oleh Allah yaitu:
santun dan sabar”. (HR Muslim)
- Komentar / Tanggapan
Sifat santun
dan sabar memang disukai oleh Allah swt, maka dari itu kita sebagai umat
manusia harus memiliki sikap seperti itu. Memang sifat seperti itu telah ada di
dalam diri manusia, namun tergantung kepada kita bagaimana memanfaatkan dan
menggunakan sifat itu. Dengan sifat santun, diharapkan kita dapat berlaku sopan
santun kepada siapa saja baik itu orang yang lebih tua dari kita, orang yang
lebih muda, dan orang yang sebaya dengan kita. Sedangkan dengan sifat sabar,
diharapkan kita dapat sabar dalam menghadapi apapun, baik itu berupa cobaan,
maupun kenikmatan. Karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang memiliki
sifat santun dan sabar.
Dalam dunia
pendidikan tidak sepantasnya ada kesombongan baik guru maupun peserta didik.
Apalagi seorang guru yang menjadi faktor sentral dalam pendidikan, dan seorang
guru adalah sebuah contoh bagi peserta didiknya dan guru adalah bagaikan
malaikat yang memberikan motivasi ketika peserta didiknya mulai-mulai malas dan
sebagai pembawa solusi ketika peserta didiknya ada masalah. Dalam istilah orang
sunda “ digugu dan ditiru”. Kalau gurunya mempunyai Akhlak yang
jelek. Bagaimana dengan murdinya? Mungkin akan lebih parah. Masalah
inilah yang hendaknya kita waspadai.
Santun,
lembut, arif dan sabar adalah sifat yang harus ada didalam diri seorang
pendidik. Dari keempat sifat tersebut, apabila ada yang hilang salah satu maka
tidak akan seimbang. Contohnya kalau tidak ada sifat sabar dari seorang
pendidik maka tidak akan disukai oleh peserta didik dan akan hancur proses
pendidikan tersebut. Apalagi kalau guru PAUD atau SD harus mempunyai jiwa
kesabaran yang baik dan Istiqamah.
BAB IX
HIDUP SECARA
PROFESIONAL
- Hadits
- Terjemahannya
Abu
Hurairah] berkata: Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berada dalam suatu
majelis membicarakan suatu kaum, tiba-tiba datanglah seorang Arab Badui lalu
bertanya: “Kapan datangnya hari kiamat?” Namun Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam tetap melanjutkan pembicaraannya. Sementara itu sebagian kaum ada yang
berkata; “beliau mendengar perkataannya akan tetapi beliau tidak menyukai
apa yang dikatakannya itu,” dan ada pula sebagian yang mengatakan; “bahwa
beliau tidak mendengar perkataannya.” Hingga akhirnya Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam menyelesaikan pembicaraannya, seraya berkata: “Mana orang
yang bertanya tentang hari kiamat tadi? “Orang itu berkata: “saya wahai
Rasulullah!”. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila
sudah hilang amanah maka tunggulah terjadinya kiamat”. Orang itu bertanya: “Bagaimana
hilangnya amanat itu?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Jika
urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka akan tunggulah terjadinya kiamat.
- c. Komentar / Tanggapan
Memang benar
apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw, ketika dia sedang memberikan
pengajarannya ada seorang Arab badui yang bertanya, padahal bukan waktunya
untuk bertanya, sehingga Rasulullah saw tidak menjawabnya. Seandainya
Rasulullah saw menjawabnya langsung, maka akan mengganggu pembicaraanya,
konsentrasi Mustami’nya, dan menunjukan sikap seorang pengajar yang tidak
profesional. Kecuali kalau memang pertanyaannya sangat penting dan kalau tidak
di jawab langsung akan mengakibatkan kemadharatan, maka seorang pengajar harus
menjawabnya pada langsung.
Memang tidak
akan selesai dengan baik kalau suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan
ahlinya, seperti seorang guru ahli dalam bahasa Inggris di suruh mengajar matematika,
maka tidak akan sempurna dalam proses pembelajarannya.
BAB X
PERNIKAHAN
- a. Hadist
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه
عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( تُنْكَحُ اَلْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ :
لِمَالِهَا , وَلِحَسَبِهَا , وَلِجَمَالِهَا , وَلِدِينِهَا , فَاظْفَرْ بِذَاتِ
اَلدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ مَعَ بَقِيَّةِ
اَلسَّبْعَةِ
- b. Terjamahannya
Dari Abu
Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda: “Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan,
kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan
berbahagia.” HR. Muttafaq Alaihi dan Imam Lima.
- c. Komentar / Tanggapan
Dalam hadits
ini kita sebagai seorang pendidik/guru harus bersikap Professional dalam
mendidik muridnya, jangan dipandang sebelah mata, kepada murid yang telah
menurut kita memang kurang dalam segala hal, dari mulai harta, keturunan,
kecantikan/ketampanan anak didik kita, tapi yang harus kita lihat itu adalah
agamanya, atau apakah dia memang membutuhkan ilmu dari kita, kita harus
mendidiknya dengan baik dan menyampaikan ilmu kepadanya walaupun satu ayat.
Terutama kita harus mendidik seorang murid itu harus melihat agamanya, agar apa
yang akan kita sampaikan itu tidak bertentangan dengan ajaran agamanya,
khususnya dalam mata pelajaran pendidikan keagamaan.
Hadits ini
memang cukup bagus untuk diimplikasikan terhadap pendidikan, karena sebelum
kita mendidik orang lain kita harus mendidik dulu diri kita sendiri,
keluarga, kerabat dekat dan setelah itu kepada orang lain.
BAB XI
PAKAIAN dan
HIASAN
- a. Hadits
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ :
بَيْنَمَا رَجُلٌ يُصَلِّيْ مُسْبِلاً إِزَارَهُ إِذْ قَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ
ص م: اِذْهَبْ فَتَوَضَّأْ ! فَذَهَبَ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ جَاءَ ، ثُمَّ قَالَ :
اِذْهَبْ فَتَوَضَّأْ ! فَذَهَبَ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ :
يَا رَسُوْلُ اللهِ ، مَا لَكَ أَمَرْتَهُ أَنْ يَتَوَضَّأَ ثُمَّ سَكَتَّ عَنْهُ
؟ فَقَالَ : إِنَّهُ كَانَ يُصَلِّي مُسْبِلٌ إِزَارَهُ وَإِنَّ اللهَ تَعَالَى
لَا يَقْبَلُ صَلاَةَ رَجُلٍ مُسْبِلٌ إِزَارَهُ. (رواه أبو داود)
- b. Terjemahannya
“Dari Abu
Huroiroh ra. Telah berkata : “Ada seorang pemuda yang mana kainnya terjulur,
maka Rosululloh berkata : “Pergilah dan berwudhulah (sekali lagi) !”, maka dia
pergi dan berwudhu kemudian datang, kemudian Rosul berkata : “pergilah dan
berwudhulah !”, maka ada seseorang yang bertanya : “wahai Rosululloh mengapa
engkau memerintahkan dia berwudhu kemudian engkau mendiamkannya ? “, Beliau
menjawab : “Sesungguhnya dia sholat dengan menjulurkan kainnya, dan bahwasanya
Alloh tidak menerima sholat seseorang yang menjulurkan kainnya.” (H.R. Abu
Dawud)
- Komentar / Tanggapan
Pakaian dan
perhiasan yang merupakan dua hal yang sangat berkaitan. Disini Allah menyukai
para hambanya baik itu muslim laki-laki maupun muslim perempuan yang mau
menutupi aurat mereka seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Quran
batasan-batasan muslim laki-laki dan perempuan untuk menutup auratnya. Dari
segi pakaian, Allah telah memerintahkan kepada kita untuk menggunakan pakaiaan
yang dapat menutupi aurat kita, dan menggunakan perhiasan yang seperlunya saja
tanpa berlebih-lebihan. Karena Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu
berlebih-lebihan. Wanita sholehah itu adalah perhiasan dunia, dan laki-laki
yang menjaga kehormatan wanita adalah para penjaganya.
BAB XII
‘AMAL MA’RUF
NAHI MUNKAR
- Hadits
عن ابى سعد الخدري رضي الله عنه قال :
سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : من راء منكم منكرا فليغيره بيده، فأن لم
يستطيع فبلسانه، فأن لم يستطيع فبقلبه وذالك ضعف الايمان ( رواه مسلم )
- Terjemahannya
Dari Abu
Sa’id al-Khudriy r.a berkata : aku mendengar Rasulullah saw bersabda : “Barang
siapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan
tangannya, jika tidak mampu, maka dengan lisannya, dan jika tidak mampu, maka
dengan hatinya, yang demikian itu adalah selemah-lemahnya Iman”. (HR.
Muslim)
- Komentar / Tanggapan
Amar ma’ruf
nahi munkar atau mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan adalah
hal yang memang mudah tapi sulit untuk melakukannya. Dalam hal ini kita sebagai
umat muslim sudah sepantasnya untuk mengajak siapa saja melakukan kebaikan dan
mencegah atau melarang berbuat keburukan dan kejahatan. Ketika seseorang
melihat ada yang melakukan kemungkaran maka ingatkan dengan tangannya, apabila
tidak bisa maka dengan lisannya, apabila masih tidak bisa maka dengan hatinya.
Maksudnya jika ada kemungkaran maka kita wajib mencegahnya, dan mengingatkan
supaya tidak melakukan hal-hal yang dilarang dan dibenci oleh Allah.
BAB XIII
EVALUASI
PENDIDIKAN
- Hadits
أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ آدَمَ
عَنْ ابْنِ فُضَيْلٍ عَنْ أَبِي سِنَانٍ عَنْ مُحَارِبِ بْنِ دِثَارٍ عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا
وَنَهَيْتُكُمْ عَنْ لُحُومِ الْأَضَاحِيِّ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فَامْسِكُوا
مَا بَدَا لَكُمْ وَنَهَيْتُكُمْ عَنْ النَّبِيذِ إِلَّا فِي سِقَاءٍ فَاشْرَبُوا
فِي الْأَسْقِيَةِ كُلِّهَا وَلَا تَشْرَبُوا مُسْكِرًا
- Terjemahannya
Telah
mengabarkan kepada kami Muhammad bin Adam dari Ibnu Fudlail dari Abu
Sinan dari Muharib bin Ditsar dari ‘Abdullah bin Buraidah
dari bapaknya dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Aku telah melarang kalian berziarah kubur, maka -sekarang- ziarahlah
kubur, dan aku pernah melarang kalian -memakan- daging kurban lebih dari tiga
hari, maka simpanlah apa yang kalian kehendaki -dari daging-daging tersebut-
dan aku pernah melarang kalian dari nabidz (minuman yang terbuat dari anggur)
kecuali yang terdapat dalam tempat minum, maka minumlah yang ada dalam semua
tempat minum dan janganlah kalian minum sesuatu yang memabukkan.” (HR. Muslim)
- Komentar / Tanggapan
Dalam suatu
pendidikan pasti dibutuhkan suatu evaluasi, karena dengan evaluasi inilah untuk
meningkatkan kualitas seorang pendidik dan melihat bagaimana perkembangan
pengetahuannya. Karena Nabi dalam hadist ini beliau mengevaluasi suatu
perbuatan yang dilakukan oleh para sahabat, dari asalnya dilarang oleh Nabi,
tapi setelah itu dibolehkan karena melihat banyak manfaatnya dari pada
madharatnya, dan begitu juga dari asalnya dibolehkan oleh Nabi saw, tapi setelah
itu dilarang oleh Nabi saw karena melihat banyak madharatnya dari pada
manfaatnya.
Berdasarkan
hadist di atas dalam melaksanakan sesuatu itu kita perlu melakukan evaluasi,
tidak hanya dalam hal pendidikan tetapi juga tentang perbuatan-perbuatan kita
serta ibadah kita kepada Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar